Indonesia Membutahakan Banyak Talenta Full Stack Developer
Sampai dengan tahun 2030 nanti, Indonesia disebut membutuhkan 17 juta orang pekerja di bidang ekonomi digital. Indonesia sedang mengalami peningkatan jumlah perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan di bidang TIK, termasuk juga startup.
Strtup Rangking melaporkan setidaknya ada sekitar 2.000-an startup di Indonesia. Dari data tersebut, Indonesia menempati urutan kelima sebagai negara dengan jumlah startup terbanyak di dunia setelah Kanada, Inggris, India, dan Amerika Serikat.
Dampak positifnya adalah meningkatnya permintaan tinggi akan kebutuh Full Stack Developer yang kompeten yang dapat bekerja baik sebagai front-end maupun back-end developer. Namun sayangnya, permintaan tinggi ini tidak sebanding dengan ketersediaan SDM mumpuni di bidang tersebut.
"Di era digital dan keterbatasan talenta di bidang IT, banyak startup yang sudah mulai mencari talenta bahkan seblum mereka lulus kuliah," kata Bukhari Mardius , CEO dari GreenHCM, startup dibidang Human Capital Management seperti yang fiturmedia laman Tekno Liputan6, Minggu (1/3/2020).
Bukhari juga menyoroti beberapa kendala yang ditemukan pada calon kandidat Full Stack Developer, terutama mereke-mereka yang baru lulus.
"Rata-rata apa yang diajarkan pada saat kuliah tidak sama dengan yang diimplementasikan, terutama pada industri startup. Kemampuan memecahkan masalah, menghadapi tantangan, pembelajaran yang cepat dan juga mau belajar hal baru pada teknologi, itu yang dibutuhkan starup," kata Bukhari.
Hal serupa juga dialami oleh Alferd Boediman, Managing Director Samsung Research Indonesia, ketika mencari SDM berbakat. Alferd Boediman mengaku biasa memantau GitHub atau Stack Ovelflow untuk mencari kandidat software engineer kompeten. Selain itu, yang mempengaruhi agar terbiasa dengan pekerjaannya yaitu pengalaman, pelatihan, dan semangat.
Ilustrasi coding, gambar pixabay/yatsusimnetcojp |
Dampak positifnya adalah meningkatnya permintaan tinggi akan kebutuh Full Stack Developer yang kompeten yang dapat bekerja baik sebagai front-end maupun back-end developer. Namun sayangnya, permintaan tinggi ini tidak sebanding dengan ketersediaan SDM mumpuni di bidang tersebut.
"Di era digital dan keterbatasan talenta di bidang IT, banyak startup yang sudah mulai mencari talenta bahkan seblum mereka lulus kuliah," kata Bukhari Mardius , CEO dari GreenHCM, startup dibidang Human Capital Management seperti yang fiturmedia laman Tekno Liputan6, Minggu (1/3/2020).
Bukhari juga menyoroti beberapa kendala yang ditemukan pada calon kandidat Full Stack Developer, terutama mereke-mereka yang baru lulus.
"Rata-rata apa yang diajarkan pada saat kuliah tidak sama dengan yang diimplementasikan, terutama pada industri startup. Kemampuan memecahkan masalah, menghadapi tantangan, pembelajaran yang cepat dan juga mau belajar hal baru pada teknologi, itu yang dibutuhkan starup," kata Bukhari.
Hal serupa juga dialami oleh Alferd Boediman, Managing Director Samsung Research Indonesia, ketika mencari SDM berbakat. Alferd Boediman mengaku biasa memantau GitHub atau Stack Ovelflow untuk mencari kandidat software engineer kompeten. Selain itu, yang mempengaruhi agar terbiasa dengan pekerjaannya yaitu pengalaman, pelatihan, dan semangat.
Posting Komentar untuk "Indonesia Membutahakan Banyak Talenta Full Stack Developer"